fbpx

"Kode-etik-penerjemah"Tiga Kode Etik Penerjemah | Seorang penerjemah adalah orang yang menguasai lebih dari satu bahasa dan mampu menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lainnya secara professional, yang dilakukan secara tertulis. Penerjemah bukanlah tukang ketik. Mereka berbeda dengan tukang ketik karena mereka bukan hanya mengetik teks tetapi juga menerjemahkan teks tersebut. Jadi, jika kamu menerjemahkan teks, kamu adalah penerjemah bukan tukang ketik.

Sebelum lanjut, jika anda saat ini sedang membutuhkan layanan jasa traslate atau jasa penerjemah, silahkan hubungi tim Pro Translasi ya.

Penerjemah yang sesungguhnya mempunyai banyak kode etik yang harus ditaati. Kita tidak bisa seenaknya menjadi penerjemah tanpa mengabaikan kode etik. Terdapat banyak orang yang ingin menjadi atau dapat menjadi penerjemah meskipun mereka tidak pernah belajar ilmu tentang terjemahan itu sendiri. Jadi, di tulisan saya kali ini, saya akan menjelaskan tiga kode etik penerjemah.

Baca juga Proses Penerjemahan

Kode etik pertama yang harus kita patuhi yakni kita tidak boleh condong ke satu hal atau satu terjemahan saja. Semua penerjemah harus menejemahkan bahasanya bukan hanya dari arti setiap katanya tetapi mereka juga harus memperhatikan dari keseluruhan kalimatnya dan aspek lainnya yang berkaitan dengan topiknya untuk menemukan maksud arti sesungguhnya dari kata atau kalimat dari artikel tersebut.

Para penerjemah mungkin memilih tidak seratus persen sama dengan maknanya secara linguistik asalkan artinya tidak melenceng dari maksud terjemahannya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kita bisa menerjamahkannya secara berbeda selama hasil terjemahan tersebut mempunyai maksud yang sama dan tidak melanggar peraturannya.

Kode etik kedua yang harus kita taati adalah menyelesaikan proyek sesuai batas waktu yang sudah ditentukan. Semua klien selalu memberi batas waktu kepada para penerjemah untuk menyelesaikan tugasnya. Kita sebagai penerjemah tertulis cenderung menyelesaikan terjemahan sebelum batas waktu yang ditentukan oleh klien. Ini adalah dasar Kode etik yang paling utama yang harus ditaati oleh penerjemah. Jika penerjemah tidak bisa menyelesaikannya tepat waktu atau melebihi batas waktu, klien akan mengurangi nilai penerjemah dan bahkan mungkin bisa mempengaruhi kepercayaan mereka kepada penerjemah tersebut.

Kode etik terakhir yang harus ditaati oleh para penerjemah adalah tidak mengambil proyek jika bukan orang professional yang tidak memenuhi syarat dan tidak memiliki sertifikat. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, semua orang dapat menjadi penerjemah walaupun mereka tidak mengenal ilmu terjemahan. Terdapat banyak penerjemah yang tidak professional mengambil proyeknya walaupun mereka tidak memenuhi syarat dan tidak bersertifikat. Ini dapat menyalahi kode etik karena hasil terjemahannya bisa tidak sesuai dan tidak bisa dipertanggung jawabkan secara professional. Jadi, jika kamu tidak begitu mampu untuk mengambil proyeknya, kamu bisa tidak menerimanya karena nantinya akan menimbulkan kesalahpahaman dalam maknanya.

Demikian artikel tentang tiga kode etik penerjemahan. Dan, sekali lagi, jika butuh jasa penerjemah atau jasa translate. Silakan hubungi layanan jasa translate kami.

WhatsApp Fast Response via WA